Subscribe Us

header ads

Membentuk Kesadaran Berorganisasi




Season 1; prolog dari kanda Muharrom Al Rosyid
Aktif dalam organisasi adalah kebutuhan manusia. Abraham Maslow merumuskan lima kebutuhan manusia, yang salah satunya adalah kebutuhan untuk pengembangan potensi diri. Lewat organisasi, manusia dapat bersama-sama dengan anggota organisasi mengembangkan potensi pribadi. Selanjutnya, guna membangun potensi organisasi untuk kehidupan sosial.
Organisasi adalah perkumpulan beberapa manusia yang dibentuk secara sadar dan punya tujuan yang jelas. Dari tujuan itu, diturunkan menjadi aturan-aturan yang membahas jalan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Setiap anggota organisasi seharusnya menaati aturan-aturan tersebut agar gerakan organisasi senantiasa berorientasi kepada tujuan luhurnya.
Season 2; tanya jawab
Pertanyaan pertama diajukan oleh kawan Qomar. Dia menanyakan mengapa organisasi yang ada malah merusak. Seperti, apabila kita melihat berita di media massa, terutama berita tentang politik, kita akan menemui banyak tindakan kurang etis dari para politikus di negara Indonesia ini. Bagaimana kita seharusnya menyikapi permasalahan ini?
Organisasi belum tentu bisa menjamin seluruh anggotanya untuk menaati aturan-aturan organisasi. Partai politik yang pada hakikatnya adalah organisasi penopang demokrasi, tidak bisa menjamin seluruh anggotanya untuk menaati aturan-aturan dalam organisasi. Siapa yang paling bertanggung jawab? Yang paling bertanggung jawab adalah anggota organisasi itu sendiri, baik pelaku tindakan yang kurang etis maupun pimpinan-pimpinan organisasi. Organisasi hanyalah wadah, selanjutnya terserah para pimpinan dan anggota organisasi dalam mengelola organisasi. Dengan kata lain, permasalahan bukan pada organisasinya, tetapi oknum-oknum organisasi itu sendiri yang jadi masalah dan harus segera di obati.
Pertanyaan kedua diajukan oleh kawan Hasyim. Dia menanyakan bahwa organisasi yang berorientasi ke arah perjuangan dan intelektual kurang diminati oleh mahasiswa. Mayoritas lebih menyukai berada di komunitas-komunitas. Bagaimanakah seharusnya motif mahasiswa dalam berkumpul?
Mahasiswa adalah masa-masa pembentukan. Dalam tahapan ini, mahasiswa akan menyerap apa saja yang datang padanya. Peran mahasiswa yang lebih senior diperlukan untuk memberikan gambaran-gambaran tentang model-model perkumpulan, seperti komunitas, organisasi berbasis intelektual, organisasi berbasis politik, dan organisasi berbasis keahlian. Mahasiswa bebas memilih menekuni organisasi yang mana. Namun, harus ada pemahaman bahwa semua organisasi seharusnya bersinergi karena mereka lahir dari filosofi tujuan yang sama. Filosofi tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat harus menjadi ideologi dari setiap perkumpulan-perkumpulan mahasiswa.
Pertanyaan ketiga muncul dari kawan Naufal. Dia bertanya organisasi sekarang cenderung bersifat primordial. Padahal lahan perjuangan dan apa yang diperjuangkan sama. Bagaimana menyikapi permasalahan ini?
Sebenarnya jika ditarik benang merah, beberapa organisasi tujuannya sama, namun jalan atau cara yang ditempuh berbeda-beda. Tapi kadang organisasi-organisasi lupa bahwa tujuan mereka sama. Keadaan ini diperburuk dengan kurang adanya wadah bersama yang mengayomi perjuangan mereka. Misal ada, wadah tersebut kurang optimal karena sensitivitas dari organisasi asal masih dibawa. Selain itu, belum ada kesepakatan tentang konsepsi maupun operasionalisasi “musuh bersama” yang harus ditumpas. Solusinya, para pimpinan dan anggota organisasi harus saling menghargai satu sama lain. Memang itu sulit, namun harus tetap diperjuangkan, karena perjuangan harus terus menerus tiada akhir

Post a Comment

0 Comments