Subscribe Us

header ads

Banjir Bukan Bencana Alam


Belakangan ini bencana banjir menjadi topik yang sering muncul di media massa. Curah hujan tinggi, setiap hari mengguyur bumi Indonesia. Membuat masyarakat waswas terhadap bencana banjir. 


Bayangan masyarakat terpaku pada penderitaan jika terjadi banjir. Seandainya masyarakat “sedia payung sebelum hujan” mungkin bencana banjir dapat dicegah. Caranya dengan merawat lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, melakukan tebang pilih, membuat resapanair, reboisasi. Semua cara itu dapat dilakukan guna mencegah bencana. Banyak masyarakat yang beranggapan banjir terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi. 


Anggapan itu salah kaprah jika menyalahkan hujan. Sesungguhnya banjir itu terjadi bukan karena faktor alam, melainkan karena ulah manusia. Meski curah hujan sangat tinggi, kalau selokan tidak tersumbat sampah, pasti air tidak akan meluap dan mengakibatkan banjir. Resapan air pun sangat minim. Kalau seperti ini, air yang seharusnya meresap akan meluas ke mana-mana. 


Apalagi, di bantaran sungai terdapat permukiman-permukiman kumuh yang menyebabkan sungai menjadi menyempit. Kalau sudah seperti ini, siapa yang pantas disalahkan? Masihkah alam yang mau disalahkan? Jikahanyamenjawabsoalseperti itu, memang mudah. Tapi, realisasinya yang sebenarnya mudah, namun dipersulit. Banjir itu bukan bencana alam sebab bencana alam itu murni karena alam seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. 


Nah, itu baru bisa dikatakan bencana alam. Kalau banjir lebih tepatnya dikatakan bencana ekologi artinya terjadi karena ulah tangan manusia yang tidak menjaga lingkungan. Guna mencegah banjir harus ada kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk menjaga lingkungan. Wallahualam.

●NUR DIYAHFITRIANI Mahasiswi Fakultas Dakwah Komunikasi, Mahasantri Monash Institute IAIN Walisongo Semarang 

Post a Comment

0 Comments