Korlap Muhammad Ismael Luthfi yang juga merupakan Kabid PTKP HMI Komisariat Dakwah Walisongo Semarang sedang berorasi di depan gedung DPRD Jawa Tengah Jum'at (27/10). |
Semarang,
Harianjateng.com- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Walisongo dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Kota Semarang unjuk rasa di
depan gedung DPRD Jawa Tengah, Jumat (27/10/2017).
Demonstrasi tersebut dilakukan
dalam rangka Refleksi Hari Sumpah Pemuda dengan mengusung tema “Pemuda Tagih
Janji Jokowi”. Aksi berlangsung dengan damai.
Ketua Umum Pimpinan Daerah GPII
Kota Semarang Aulia Hijri Al-Faqih menyampaikan kepada pemuda khusunya para
mahasiswa untuk lebih aktif dalam menyikapi kebijakan pemerintah. “Intinya,
kita harus mengawal kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Jangan sampai
ada kebijakan yang tidak pro rakyat kecil,” ujarnya saat berorasi.
Sementara
Ketua Umum HMI Korkom Walisongo Ahmad Anwar Musyafa’, S.H mengatakan bahwa
Jokowi perlu diingatkan terkait program yang dulu pernah dijanjikan. ketumpulan
hukum, Ketimpangan ekonomi, dan tidak kondusifnya politik selama tiga tahun
kepemimpinan Jokowi perlu dievaluasi. “Bahwa program-program itu sampai saat
ini belum juga terasa kehadirannya bagi rakyat Indonesia, sehingga rakyat
bukannya bahagia, justru sengsara,” tegasnya.
Selain itu, Tri Rahayu Salah
satu demonstran perempuan dalam orasinya menyatakan bahwa diamnya rakyat bukan
berarti tidak bergejolak. Warga Indonesia mulai dibungkam haknya, seperti masa
Orde Baru. Jika ada orang yang mingkritik pemerintah, pasti akan ditangkap.
“Mereka diam, tidak berani meneriakkan ketidakadilan karena takut dipenjara,”
kata Tri dengan mengebu-gebu.
Koordinator Aksi Muhammad
Ismael Luthfi juga mengatakan bahwa selama tiga tahun Presiden Joko Widodo
(Jokowi) memimpin Indonesia belum memenuhi ekspektasi masyarakat. Dia
menyayangkan sikap pemerintah yang lebih memihak kepada kapitalis asing dan
aseng daripada rakyatnya sendiri. “Negara harus melindungi segenap bangsa
Indonesia, lebih-lebih rakyat kecil yang sangat mengharapkan kehadiran peran
pemerintah untuk meyejahterahkan,” teriaknya.
Ismael yang juga menjabat
sebagai Komandan Korwil Brigrade GPII Jawa Tengah menyampaikan empat poin yang
menjadi tuntutan aksi. Pertama turunkan kesenjangan ekonomi dengan
memperdayakan ekonomi kerakyatan dengan cara menghapus kebijakan-kebijakan
impor. Kedua, Kembalikan kedaulatan rakyat tanpa adanya pengekangan hak publik.
Tiga wujudkan supremasi hukum yang berkeadilan. Dan yang ke empat, Jokowi harus
segera merealisasikan Nawa Cita. “Semoga Pak Jokowi mendengar aspirasi kita,”
harapnya.
Setelah berorasi dan
menyampaikan tuntutannya kepada anggota Dewan, massa membubarkan diri dengan
tertib.
0 Comments