Ayunda Mukoyimah adalah
dosen muda sekaligus pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum HMI Komisariat
Dakwah periode 2013-2014 di bawah kepemimpinan Kakanda Mokhamad Abdul Aziz
(Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah Periode 2013-2014).
Diskusi tersebut dihadiri
kurang lebih 20 Mahasiswa yang berasal dari berbagai Komisariat. Tema pokok
diskusi kali ini adalah tentang “Protoype Perempuan Karier: Tantangan atau
Peluang”.
Ayunda Mukoyimah yang juga
pernah menjadi aktivis gender, menjelaskan bahwa untuk menjadi perempuan
karier itu susah-susah gampang. Walaupun dulunya dia
sangat ingin memperjuangkan kesetaraan anatara laki-laki dan perempuan namun pada
akhirnya dia tersadar ketika membaca buku kisah orang hindu yang bernama Fandang Syifa.
"Dalam tulisannya itu, ia mengatakan bahwa perempuan harus menerima
fitrahnya sebagai wanita, tak melulu yang namanya public harus setara, tapi
bagaiaman sifat feminism itu bisa di bawa ke public, dan mewarnai lini public
tanpa harus. Perempuan harus menjaga fitrihnya (ranah domestik). Mampu hidup di
ranah publik dan domestik,” kata Ayunda Mukoyimah.
Dia menambahkan bahwa tantangan perempuan berkerja sangat dilematis. “Dalam kehidupan sehari-hari saya yang
dipandang sebagai perempuan karier menjadikan peluang di ranah publik (dosen)
merupakan peluang bagi saya, sedangkan tantangannya adalah saya harus kembali
kepada ranah domestik,” ujar ayunda berdarah Rembang itu.
Di sela-sela liburan semesteran,
HMI Komisariat Dakwah memang sengaja tetap eksis melaksanakan agenda diskusi
yang dilaksanakan oleh Kabid Pemberdayaan Perempuan demi memberikan wadah
kepada kader-kader HMI terkhusus yang masish stay di Semarang agar tetap bisa
diberadayakan.
Menurut Ketua Umum HMI
Komisariat Dakwah Walisongo Laily Nuzuli Annur, diskusi yang diadakan oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan
dengan tema tersebut sangat menarik dan di harapkan bisa memantik semangat perempuan
untuk tidak hanya terkungkung pada ranah domestic saja tetapi juga bisa go publik.
"Perempuan saat ini mengalami tantangan yang lebih kompleks ditengah badai globalisasi, sehingga peran perempuan di ranah publik sangat diperlukan. Karena itu diskusi ini menjadi penting" Kata Laily.
Selain itu, Ayunda
Mukoyimah juga menuturkan bahwa “Pengkaderan saya di HMI memberikan imbas yang
sangat baik saat saya bekerja diranah publik (Red: Dosen), pint terpentingya
adalah manfaatkan perkaderan kalian dengan baik. Jangan pernah menyia-nyiakan
waktu” pungkasnya.
Diskusi kali ini diakhiri
dengan sesi foto bersama Ayunda Mukoyimah bersama dengan peserta diskusi dan
acaara berjalan dengan khidmat.(Red; Lili)
0 Comments